Folk + Indie = Senja dan Kopi?


Beberapa tahun kebelakang, musik folk atau banyak yang menyebut musik "indie" banyak diminati oleh kawula muda. 

Mulai dari Fourtwenty, Fiersa Besari, hingga Jason Ranti. Namun banyak yang belum tahu kalau indie dan folk itu dua hal yang berbeda. 

Mari kita bedah, menurut wikipedia indie itu adalah musik yang diproduksi dan didistribusikan secara mandiri oleh artis musik atau melalui label rekaman independen, suatu proses yang dapat mencakup pendekatan otonom "do it your self" untuk merekam dan menerbitkannya secara mandiri. 

Sedangkan musik folk sederhananya adalah musik rakyat. 

Dari penjelasan diataspun kita sudah tahu bahwa folk dan indie adalah dua hal yang berbeda. 

Indie itu berbicara tentang cara produksinya sedangkan folk itu lebih ke genre musik. 

Memang kebanyak musisi atau band folk di Indonesia mengambil jalur indie. 

Tapi tidak semua musisi atau band indie di Indonesia mengusung genre folk. 

Jadi menurut saya kita tidak bisa menyebutkan folk itu indie ataupun sebaliknya. 

Ditambah lagi banyak yang mengaitkan musik folk dengan "senja dan kopi". 

Mungkin karena musik folk lebih enak didengarnya ketika senja sambil ngopi. 

Ditambah lagi banyak yang beranggapan kalau musik folk itu identik dengan percintaan atau menye-menye. 

Padahal kalo kita dengar Silampukau misalnya, kebanyakan lagunya menceritakan tentang Surabaya. 

Atau Nosstress, yang kebanyakan lagunya bercerita tentang isu sosial, alam dan Balinya. 

Jadi musik folk itu gak melulu tentang senja, cinta atau menye-menye. 

Banyak kok musisi folk yang lagu-lagunya tidak menye-menye. Seperti Iksan Skuter, Silampukau, Nosstress, dan banyak lagi yang lainnya. 

Dengan kalian mendengarkan beberapa musisi yang saya sebutkan diatas, bakalan merubah stigma kalian tentang musik folk. 

Tapi tetep bagi saya musik folk emang enak didengar pas senja sambil ngopi hehehehe. 

Komentar

Postingan Populer